Selasa, 25 Desember 2007
posted by Muhammad Farid Al-azhar at 07.45
Sebuah Hadist Nabi mengatakan bahwasannya Semua perbuatan harus disertai dengan niat dan setiap niat tergantung dari perbuatannya.Hadist tersebut selalu mengingatkan kita dan selalu memacu diri kita untuk terus berusaha dan terus berusaha untuk mencapai segala sesuatu yang kita inginkan. Kita coba mengilas balik pada even puasa Ramadhan kemarin, dengan niat yang tulus dan ikhlaslah seseorang dapt meraih derajat muttaqien di hadapan Allah SWT, orang tersebut berhasil menahan lapar dan dahaga serta semua hal-hal yang membatalkan puasa, apakah kita termasuk dalam golongan orang semacam ini???atau justru apa-apa yang telah kita perbuat selama bulan suci Ramadhan hanya sia-sia belaka, hanyalah Allah dan diri kita sendirilah yang tahu. Kunci sukses seseorang tergantung dari niat orang tersebut, bukan karena ada kesempatan bukan karena dorongan dari orang lain ataupun hawa nafsu kita tetapi kunci sukses terletak pada niat yang tulus dan ikhlas hanya mengharap ridha dari Allah SWT.

Dengan niat yang sudah terpatri kuat itu dan dengan usaha yang gigih insya Allah kesuksesan bisa kita raih, baik sekarang di dunia maupun di akherat. Kesuksesan tidak datang dengan sendirinya harus melalui berbagai proses dan perjuangan pula tentunya. Allah telah membentangkan semua hamparan yang luasnya tidak terhingga, jika kita tidak meraihnya percuma atau rugi kita sebagai manusia yang sudah diciptakan dengan akal dan pikiran yang sempurna yang berbeda degan makhluk ciptaan Allah lainnya.

Kita sebagai pelajar haruslah tahu bagaimana caranya untuk mencapai keberhasilan seperti yang kita inginkan, jika kita belajar hanya untuk masa depan atau bermegah-megahan maka akan percuma saja mungkin akan dikabulkan oleh Allah tetapi itu semua tidak akan bertahan lama, semua ilmu yang telah kita dapatkan tidak akan barokah dan akan percuma saja padahal kita hidup sebagai manusia menginginkan keberhasilan atau kebahagiaan yang hakiki, tetapi sebaliknya jika kita sebagai pelajar kita niatkan diri kita dengan tulus dan ikhlas hanya mengharap ridha dari Allah SWT untuk belajar mencari ilmu, insya Allah ilmu itu akan barokah dan bermanfaat yang kemudian akan berbuah menjadi kesuksesan bagi kita di dunia maupun di akherat dan kesuksesan itu adalah kebahagiaan yang hakiki seperti yang kita harapkan. Kebanyakan umat manusia salah dalam menempatkan posisi niat dalam kehidupannya yang akhirnya akan merugikan dirinya sendiri.

Sekali lagi kesuksesan tergantung pada niat kita masing-masing jadi tanamkanlah pada hati kita masing-masing niat yang tulus dan ikhlas hanya mengharap ridha dari Allah SWT. sehingga kita bisa mengatur diri kita untuk menjalankan segala aktivitas yang ada di dunia ini demi mencapai kebahagiaan yang hakiki yaitu surga Allah SWT.





Baca Selengkapnya...  
Sabtu, 15 Desember 2007
posted by Muhammad Farid Al-azhar at 08.52
Tak terasa sebentar lagi gema takbir akan berkumandang kembali "Allahu akbar(3X)Laillaha illallahu wallahu akbar Allahu akbar Walillahilham".Sungguh betapa besar nikmat yang kita peroleh sebagai umat Islam.Sekilas kita lihat sejarah nabi Ibrahim a.s.yang mendapatkan mimpi untuk menyembelih puteranya Ismail, dalam surat Allah menjelaskan tentang risalah Nabi Ibrahim kepada Ismail seraya berkata :
"Wahai anakku.Aku melihat dalam mimpiku bahwa aku menyembelihmu.Bagaimana pendapatmu?" (QS.As-saffat:102)Ternyata jawaban Ismail begitu mengharukan dalam lanjutan Surat As-Saffat ayat 102 tersebut Allah menjelaskan pula jawaban Ismail yang berbunyi :
"Wahai ayahku !Laksanakanlah apa yang telah diperintahkan Allah kepadamu. Engkau akan menemuiku Insya Allah sebagai seorang yang sabar dan patuh pada perintah."Nabi Ibrahim yakin bahwa mimpi itu bukanlah sekedar mimpi ataupun bunga-bunga tidur yang tak punya arti, walaupun mimpi itu tidak dapat dicerna oleh nalar yang wajar dan walaupun mimpi itu menyuruh perbuatan yang di luar batas kewajaran tetapi nabi Ibrahim yakin dan tetap kokoh pada pendiriannya kalau mimpi itu datangnya dari Allah yang harus ditaati.

Sebelum penyembelihan dilakukan, Ismail meminta kepada Ibrahim agar diikat rapat-rapat supaya tidak banyak bergerak, kemudian yang ke dua Ismail meminta agar menanggalkan pakaiannya supaya tidak terkena darah dan terharunya Ibu Ismail bila melihatnya, dan yang terakhir Ismail meminta agar Ibrahim menajamkan parangnya dan mempercepat proses penyembelihan agar meringankan beban penderitaan Ismail. Dengan rasa terharu kemudian Nabi Ibrahim memeluk puteranya Ismail dan menciumnya dengan rasa cinta, ia mengatakan "Bahagialah aku mempunyai seorang putera yang taat kepada Allah bakti kepada orang tua tang dengan ikhlas hati menyerahkan dirinya untuk melaksanakan perintah Allah.

Dari kisah tersebut banyak sekali terkandung hikmah yang dapat kita ambil yang intinya adalah “DALAM MENCINTAI SESUATU HARUSLAH BUTUH PENGORBANAN”. Semakin tinggi dan agung ungkapan cinta kian besar tuntunan nilai pengorbanannya.Dalam mencintai seseorang butuh pengorbanan juga lebih-lebih kecintaan kita kepada Allah SWT. Dan inilah yang coba dilakukan oleh Nabi Ibrahim yang berkorban walaupun dengan nyawa orang yang paling dicintainya yaitu Ismail sebagai bukti kecintaannya kepada Allah SWT. Kita sebagai pengikutnya hendaklah bisa mencontohnya karena Allah SWT. Berfirman Sesungguhnya demikianlah kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.Sesungguhnya ini benar-benar ujian yang nyata.Dan kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.Kami abadikan untuk Ibrahim (pujian yang baik)dikalangan orang-orang yang datang kemudian, dan inilah yang sekarang dinamakan dengan Hari Raya Idul Adha.

Siapkanlah hati dan kuatkanlah jiwa, kita sambut Hari Raya Idul Adha dengan wujud pengorbanan kita kepada Allah SWT. Dan untuk ke depan supaya kita lebih taat kepada Allah SWT. Kita harus korbankan apa saja demi kecintaan kita kepada Allah, waktunya shalat kita harus korbankan urusan yang lain dan melaksanakan perintah itu terlebih dahulu begitupun kewajiban-kewajiban kita sebagai umat Islam yang lain.





Baca Selengkapnya...