Jumat, 26 Oktober 2007
posted by Muhammad Farid Al-azhar at 02.26
Orang yang pandai adalah orang yang bisa memanfaatkan waktu sesingkat mungkin untuk melakukan hal-hal yang berguna, namun berbeda dengan orang yang pandai tetapi tidak mempunyai semangat.Jika ada orang yang seperti ini maka akan rugi sekali, dia akan sangat sulit untuk meraih cita-cita yang diimpikannya.Berbeda dengan orang bodoh tetapi dia masih memiliki semangat dan daya juang yang tinggi, orang yang semacam inilah yang akan maju dan akan sukses di kehidupan mendatang.
Saya pernah diberi cerita oleh guru saya tentang kisah "Ibnu Hajar" yang isinya menceritakan tentang seorang anak yang bodoh yang selalu setiap hari dihina oleh teman-temannya.Tapi dia tidak berputus asa untu berusaha menjadi anak yang pandai dan salah satu kelebihannya yaitu apabila disuruh oleh siapa pun dia bersedia melakukannya tapi hinaan itu makin lama makin menyakitkan hatinya. Pada suatu saat karena temannya sangat keterlaluan akhirnya dia menyendiri di suatu hutan dan ketika itu sedang hujan deras.Ibnu Hajar yang sedang merenung menatap sebongkah batu yang berlubang karena ditetesi oleh air terus-menerus , akhirnya dari situ dapat diambil kesimpulan bahwa " sesulit apapun masalah yang menimpa kita dengan berusaha keras pasti ada jalan keluarnya " Akhirnya dengan kegigihannya Ibnu Hajar berhasil menjadi anak yang cerdas.

Baca Selengkapnya...  
posted by Muhammad Farid Al-azhar at 02.24
Seringkali di antara umat muslim kebingungan bagaimana caranya agar semua ibadah yang dilakukan pada bulan suci Ramadhan bisa diterima oleh Allah SWT, dengan kata lain sesuai dengan firman Allah yaitu surat Al-Baqarah ayat 183 yang pada akhirnya puasa Ramadhan itu bertujuan untuk mencapai derajat tertinggi di mata Allah yaitu menjadi orang yang bertaqwa.Namun pada dasarnya kebanyakan orang Islam berpuasa itu hanya mendapatkan lapar dan haus karena mereka tidak tahu bahwasanya selain menahan lapar dan haus mereka juga harus menjauhkan diri dari segala macam perbuatan yang dapat membatalkan pahala puasa.
Jadi orang yang demikian ini akan rugi, tetapi sebaliknya orang yang selain menahan lapar dan haus juga dapat meniggalkan larangan-larangan dalam puasa, dapat menjaga lisannya dengan baik dan selalu mengisi dengan kegiatan bermanfaat seperti membaca Al-Qur’an atau ibadah yang lain Insya Allah orang inilah yang akan berhasil dan sukses di mata Allah SWT dan akan memperoleh derajat tertinggi yaitu orang yang bertaqwa, semoga kita termasuk golongan orangorang di dalamnya “amiiien”.

Dari uraian di atas kita sudah dapat menyimpulkan bahwa dalam menjalani puasa di bulan suci Ramadhan ini kita sudah tidak perlu kebingungan lagi.Allah sudah menetapkan rambu-rambu mana yang harus dilakukan dan yang harus ditinggalkan.Kita tahu bahwasannya mengunjing, sumpah palsu, adu domba dan menyakiti hati orang lain adalah yang menyebabkan hilangnya pahala puasa, oleh karena itu kita harus tinggalkan dan kita ganti dengan kegiatan yang lebih bermanfaat.Surga rindu dengan 4 orang yang pertama orang yang senang membaca Al-Qur’an, ke dua orang yang pandai menjaga lisannya, ke tiga orang yang memberi sedekah kepada orang yang berbuka puasa dan yang terakhir yaitu orang yang berpuasa Ramadhan.Insya Allah dari situ kita bisa termotivasi untuk lebih giat lagi beribadah.Rasulullah bersabda :
“barang siapa yang berpuasa Ramadhan dengan iman dan mengharap ridha dari Allah, maka orang itu akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”
Dengan didasari hadist Rasulullah inilah kita juga bisa memotivasi diri kita sehingga pada puncknya nanti yaitu tanggal 1 Syawal kita diampuni dosa-dosanya oleh Allah dan mendapat predikat orang yang bertaqwa di mata Allah.



Baca Selengkapnya...  
posted by Muhammad Farid Al-azhar at 02.22
Suasana ramai ketika Lebaran tiba mewarnai kesunyian di desa-desa yang pada saat itu berkumpulah sanak saudara, kerabat jauh dari kota untuk menyambung tali Silaturrahim dan untuk mengisi kegiatan di hari libur.Namun sangat berbeda sekali dengan suasana di salah satu Pondok Pesantren di Surabaya.Pondok Pesantren itu sangat sepi, apabila sudah memasuki 10 hari yang terakhir di bulan suci Ramadhan.
Namanya adalah Pondok Pesantren Terpadu Daarul Muttaqien Jl. Manukan Tama no. 201-203, saya adalah termasuk salah satu santri di sana ketika menjelang Lebaran teman-teman sudah bersiap-siap dengan hati yang berbunga-bunga pulang ke kampung halamannya masing-masing.Berbeda dengan saya yang asli Surabaya kalau melihat hari Raya akan tiba rasanya sedih sekali kehilangan teman-teman yang membawa motivasi dan semangat tersendiri dan harus seringkali datang ke pondok untuk jaga.

Berbeda dengan suasana didalam rumah KH.Achmad Sofwan LC. Selaku pengasuh Pondok Pesantren tersebut.Apabila Hari Raya tiba banyak sekali orang-orang berkunjung untuk Silaturrahim kepada beliau dan sekeluarga.Mulai dari kerabat famili, tetangga dekat, teman-teman mengaji di pondok, para pejabat dan masih banyak yang lain.Tapi buatku tidak ada masalah selama agama tidak jauh dari saya dengan begitu saya bisa lebih tenang.Lebaran bukan semata-mata melepas rindu ke kampung halaman melainkan akhir dari puasa Ramadhan agar kita menjadi seorang yang suci kembali seperti baru lahir bagi benar menjalankan puasa Ramadhan dengan sebaik-baiknya Insya Allah kita semua termasuk di dalamnya.”aamiiieeen

Baca Selengkapnya...