Sabtu, 15 Maret 2008
posted by Muhammad Farid Al-azhar at 23.19

(QS.Al-Ahzab : 56)

One idea for us all what the verse strongly encourage all of us to our lord praise the great prophet Muhammad SAW.How not? Ambitions thanks to the struggle and was he up to now we still can feel the pleasure and the Islamic faith, a must for all mankind to continue to call''to the Prophet to intercede later we get from him. The figure of the prophet Muhammad is the model for all Muslims in the world, all decree anything in front of all aspects of the racing
the Messenger of good behavior, actions or words do not even care about any one position; either officials or builders donuts; old, young, big or small all follow the example of what can be done by the Prophet Muhammad in SAW.Very noble Prophet of Allah SWT. then as far as where we glorify the Prophet Muhammad in our hearts? or how far we've modeled the morality of the Prophet? who can answer only to ourselves, how in life we can continue to strive to always be better than before.
An exemplified from prophet Muhammad is when there is a young man who intends to be knowledge about Islam, then after the Prophet gave advice about Islam to the youth, these youth can finally meneria all but one that can not be left on the adulterous; the question then is whether the Apostle angry at that time?? was not angry Messenger Messenger even approached the young man and holding her hair with warmth and said "if your mother, your aunt or your real sister who dizinahi people how are you feeling?" after hearing a simple answer that the Prophet finally youth opens his heart and eventually even repent. Well itululah Prophet Muhammad SAW.Jika we really faithful Prophet Muhammad. certainly we will show that we deserve to be the next generation with leading Islamic intellectual power that we have to based on faith and godly, as we know at this now very rare or limited to those interested to learn
Islamic religion because of the rise of cultures that conflict with Islam, so eating the Islamic youth to fall into it.
Shalawat prophet is not a trivial thing it was dianjurakan given the limited field and the current state of Islam, peace should be encouraged from an early age so as to enable a person to be more familiar with Islam. Bershalawat accustomed to the prophet will be more to make life more convenient since it is always and every time Allah will always be in our hearts and intercede, God willing, we will get a prophet in akherat later. Seek generation of Muslims in contemporary times is very difficult especially with the limited number of preachers.

Baca Selengkapnya...  
Jumat, 04 Januari 2008
posted by Muhammad Farid Al-azhar at 07.30

Detik demi detik, hari demi hari, bulan demi bulan dan tahun demi tahun telah berlalu dengan sangat cepat tanpa meniggalkan sedikitpun bekas dalam hati kita sekalian. Banyak sekali momemen-momen penting yang dapat kita rasakan dan tidak bisa ktalupakan dari tahun sebelumnya, entah itu yang berkesan senang atupun pahit. Dan pastinya dengan kejadian-kejadian yang telah berlalu pula kita bisa menginstropeksi diri kita, sejauh mana tingkat iman dan taqwa kita kepada Allah SWT. dan terus memacu dan memotivasi diri kita untuk terus dan terus meningkatkan amal ibadah kita, agar kita selalu dekat dengan-Nya.Manusia yang baik adalah manusia yang senantiasa hidupnya selalu ingin lebih baik dari hari sebelumnyasehingga manusia yang demikian inilah yang mampu terus berikhtiar dan berjuang untuk menggapai kebahagiannya sekarang, di dunia maupun di akhirat.....
 
Dalam Surat Al-Hasyr ayat 18 Allah SWT. berfirman :
"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akherat), dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan."(QS.Al-Hasyr : 18)
Jika kita mampu memahami ayat di atas, apakah selama ini yang kita lakukan sudah cukup menghantarkan kita menuju hari esok yang lebih baik??? Hanya diri kita sendirilah yang mampu menjawabnya. Oleh karena itu, kita selalu dituntut untuk selalu meningkatkan kualitas iman dan yaqwa kita kepada Allah SWT. Seandainya dari hari-hari yang telah lalu masih banyak dari kita yang tergoda oleh setan-setan dunia ini sehingga masih sering dari kita untuk melakukan perbuatan maksiat, marilah di tahun yang baru dan dengan semangat yang baru ini kita kurangi potensi kemaksiatan kita, kita coba kendalikan hawa nafsu kita, dan kta harus berusaha keras untuk memerangi setan-setan yang selalu mengusik jiwa kita dengan cahaya kebenaran. Dengan behitu insya Allah hidup kita akan menjadi lebih baik dan kebahagiaan akan selalu menyertai kita karena kita selalu dekat dengan Allah.

Namun berbeda apabila kita sampai tidak memperdulikan  hal semacam itu, yang ada dipikiran kita hanyalah bersenang-senang. Jika yang terjadi seperti itu, maka untuk ke depan tidak akan bertambah baik, malah justru akan bertambah rusak, seiring dengan berkembangnya budaya barat yang makin menyeleneh dan akan mengakibatkan diri kita semakin terjerumus dalam jurang kenistaan. Negeri kita sudah banyak ditimpa musibah akibat ulah kita sendiriyang semakin jauh dari Allah SWT. Jika kita hanya mementingkan kesenangan belaka maka percuma harapan-harapan kita di tahun yang baru ini akan sia-sia saja. Keinginan yang selama ini kita impi-impikan tetap hanya mimpi saja tidak akan jadi kenyataan, jika kita tidak mau merubah diri kita untuk jadi yang lebih baik.

Dalam Surat Al-Baqarah ayat 286 Allah SWT. menerangkan ayat-ayatnya bahwasannya :
"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya."(QS.Surat Al-Baqarah:286) Semuanya tergantung dan kembali pada diri kita pribadi,bagaimana menjalani hidup 
yang sebentar ini, dalam lanjutan ayat tersebut Allah SWT.menjelaskan pula :
"Ia mendapat pahala (dari kebijakan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa dar kejahatan yang dikerjakannya."(QS.Surat Al-Baqarah:286)
Dari sini sudah jelas bahwa Allah memberikan batasan untuk kita sebagai manusia di muka bumi ini.

Jika kita tetap pada pendirian kita bahwasannya kita hidup untuk bersenang-senang,maka sudah jelas kitaakan sengsara,kita akan mendapatkan siksa 
dan kita akan termasuk dalam golongan yang rugi tetapi sebaliknya jika dalam hidup  kita biasakan untuk banyak berbuat baik, maka kita akan termasuk dalam golongan orang-orang yang beruntung.

Marilah di tahun yang baru ini, kita buka lembaran baru dan kita isi dengan 
kegiatan yang bermanfaat.Kita adalah generasi Islam haruslah tangguh 
dan bertanggung jawab sehingga kita mampu melawan lingkaran setan yang 
kian hari kian merajalela dan kitaakan songsong hari esok yang lebih cerah 
dengan semangat Islam dan dengan dayaintelektual yang tinggi kita rubah 
era global yang kian hari kian memanas dan kita kembalikan Islam pada masa kejayaan.
Semoga kita termasuk Hamba Allah yang selalu mendapat ridha dan rahmat dariNya dan semoga kita termasuk golongan orang-orang yang beruntung.




Baca Selengkapnya...  
Selasa, 25 Desember 2007
posted by Muhammad Farid Al-azhar at 07.45
Sebuah Hadist Nabi mengatakan bahwasannya Semua perbuatan harus disertai dengan niat dan setiap niat tergantung dari perbuatannya.Hadist tersebut selalu mengingatkan kita dan selalu memacu diri kita untuk terus berusaha dan terus berusaha untuk mencapai segala sesuatu yang kita inginkan. Kita coba mengilas balik pada even puasa Ramadhan kemarin, dengan niat yang tulus dan ikhlaslah seseorang dapt meraih derajat muttaqien di hadapan Allah SWT, orang tersebut berhasil menahan lapar dan dahaga serta semua hal-hal yang membatalkan puasa, apakah kita termasuk dalam golongan orang semacam ini???atau justru apa-apa yang telah kita perbuat selama bulan suci Ramadhan hanya sia-sia belaka, hanyalah Allah dan diri kita sendirilah yang tahu. Kunci sukses seseorang tergantung dari niat orang tersebut, bukan karena ada kesempatan bukan karena dorongan dari orang lain ataupun hawa nafsu kita tetapi kunci sukses terletak pada niat yang tulus dan ikhlas hanya mengharap ridha dari Allah SWT.

Dengan niat yang sudah terpatri kuat itu dan dengan usaha yang gigih insya Allah kesuksesan bisa kita raih, baik sekarang di dunia maupun di akherat. Kesuksesan tidak datang dengan sendirinya harus melalui berbagai proses dan perjuangan pula tentunya. Allah telah membentangkan semua hamparan yang luasnya tidak terhingga, jika kita tidak meraihnya percuma atau rugi kita sebagai manusia yang sudah diciptakan dengan akal dan pikiran yang sempurna yang berbeda degan makhluk ciptaan Allah lainnya.

Kita sebagai pelajar haruslah tahu bagaimana caranya untuk mencapai keberhasilan seperti yang kita inginkan, jika kita belajar hanya untuk masa depan atau bermegah-megahan maka akan percuma saja mungkin akan dikabulkan oleh Allah tetapi itu semua tidak akan bertahan lama, semua ilmu yang telah kita dapatkan tidak akan barokah dan akan percuma saja padahal kita hidup sebagai manusia menginginkan keberhasilan atau kebahagiaan yang hakiki, tetapi sebaliknya jika kita sebagai pelajar kita niatkan diri kita dengan tulus dan ikhlas hanya mengharap ridha dari Allah SWT untuk belajar mencari ilmu, insya Allah ilmu itu akan barokah dan bermanfaat yang kemudian akan berbuah menjadi kesuksesan bagi kita di dunia maupun di akherat dan kesuksesan itu adalah kebahagiaan yang hakiki seperti yang kita harapkan. Kebanyakan umat manusia salah dalam menempatkan posisi niat dalam kehidupannya yang akhirnya akan merugikan dirinya sendiri.

Sekali lagi kesuksesan tergantung pada niat kita masing-masing jadi tanamkanlah pada hati kita masing-masing niat yang tulus dan ikhlas hanya mengharap ridha dari Allah SWT. sehingga kita bisa mengatur diri kita untuk menjalankan segala aktivitas yang ada di dunia ini demi mencapai kebahagiaan yang hakiki yaitu surga Allah SWT.





Baca Selengkapnya...  
Sabtu, 15 Desember 2007
posted by Muhammad Farid Al-azhar at 08.52
Tak terasa sebentar lagi gema takbir akan berkumandang kembali "Allahu akbar(3X)Laillaha illallahu wallahu akbar Allahu akbar Walillahilham".Sungguh betapa besar nikmat yang kita peroleh sebagai umat Islam.Sekilas kita lihat sejarah nabi Ibrahim a.s.yang mendapatkan mimpi untuk menyembelih puteranya Ismail, dalam surat Allah menjelaskan tentang risalah Nabi Ibrahim kepada Ismail seraya berkata :
"Wahai anakku.Aku melihat dalam mimpiku bahwa aku menyembelihmu.Bagaimana pendapatmu?" (QS.As-saffat:102)Ternyata jawaban Ismail begitu mengharukan dalam lanjutan Surat As-Saffat ayat 102 tersebut Allah menjelaskan pula jawaban Ismail yang berbunyi :
"Wahai ayahku !Laksanakanlah apa yang telah diperintahkan Allah kepadamu. Engkau akan menemuiku Insya Allah sebagai seorang yang sabar dan patuh pada perintah."Nabi Ibrahim yakin bahwa mimpi itu bukanlah sekedar mimpi ataupun bunga-bunga tidur yang tak punya arti, walaupun mimpi itu tidak dapat dicerna oleh nalar yang wajar dan walaupun mimpi itu menyuruh perbuatan yang di luar batas kewajaran tetapi nabi Ibrahim yakin dan tetap kokoh pada pendiriannya kalau mimpi itu datangnya dari Allah yang harus ditaati.

Sebelum penyembelihan dilakukan, Ismail meminta kepada Ibrahim agar diikat rapat-rapat supaya tidak banyak bergerak, kemudian yang ke dua Ismail meminta agar menanggalkan pakaiannya supaya tidak terkena darah dan terharunya Ibu Ismail bila melihatnya, dan yang terakhir Ismail meminta agar Ibrahim menajamkan parangnya dan mempercepat proses penyembelihan agar meringankan beban penderitaan Ismail. Dengan rasa terharu kemudian Nabi Ibrahim memeluk puteranya Ismail dan menciumnya dengan rasa cinta, ia mengatakan "Bahagialah aku mempunyai seorang putera yang taat kepada Allah bakti kepada orang tua tang dengan ikhlas hati menyerahkan dirinya untuk melaksanakan perintah Allah.

Dari kisah tersebut banyak sekali terkandung hikmah yang dapat kita ambil yang intinya adalah “DALAM MENCINTAI SESUATU HARUSLAH BUTUH PENGORBANAN”. Semakin tinggi dan agung ungkapan cinta kian besar tuntunan nilai pengorbanannya.Dalam mencintai seseorang butuh pengorbanan juga lebih-lebih kecintaan kita kepada Allah SWT. Dan inilah yang coba dilakukan oleh Nabi Ibrahim yang berkorban walaupun dengan nyawa orang yang paling dicintainya yaitu Ismail sebagai bukti kecintaannya kepada Allah SWT. Kita sebagai pengikutnya hendaklah bisa mencontohnya karena Allah SWT. Berfirman Sesungguhnya demikianlah kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.Sesungguhnya ini benar-benar ujian yang nyata.Dan kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.Kami abadikan untuk Ibrahim (pujian yang baik)dikalangan orang-orang yang datang kemudian, dan inilah yang sekarang dinamakan dengan Hari Raya Idul Adha.

Siapkanlah hati dan kuatkanlah jiwa, kita sambut Hari Raya Idul Adha dengan wujud pengorbanan kita kepada Allah SWT. Dan untuk ke depan supaya kita lebih taat kepada Allah SWT. Kita harus korbankan apa saja demi kecintaan kita kepada Allah, waktunya shalat kita harus korbankan urusan yang lain dan melaksanakan perintah itu terlebih dahulu begitupun kewajiban-kewajiban kita sebagai umat Islam yang lain.





Baca Selengkapnya...  
Minggu, 18 November 2007
posted by Muhammad Farid Al-azhar at 07.42
Seringkali kita ketahui bersama bahwasannya kehidupan santri pondok sagatlah membosankan dan sagatlah ketat tetapi keramaian dan kesolidaritasan dari teman-teman memberikan warna tersenderi.Semakin berkembangnya zaman kehidupan pondok semakin lama semakin surut bila dibandingkan dengan kehidupan di kota-kota besar khususnya para pemuda-pemudi yang lebih memilih kenikmatan dunia fana daripada mementingkan akheratnya, padahal sesungguhnya yang demikian itu adalah rugi besar jika tidak bisa memilih dan memilah mana yang baik dan yang buruk bagi dirinya sendiri.Kehidupannya lebih condong dipengaruhi oleh kesesatan makhluk yang paling terkutuk karena seperti yang kita tahu sendiri semakin majunya zaman kehidupan tidak semakin baik malah justru semakin rusak melalui berbagai sumber dan media mereka berniat menjatuhkan umat Islam satu per satu, terus dimanakah cahaya kebenaran akan muncul???
Jawabannya tergantung dari diri kita sendiri sebagai umat Islam apa yang seharusnya kita lakukan agar bisa bahagia dunia-akheratTidak mesti santri pondok itu selalu berhasil terkadang santri ponok pun juga bisa terpengaruh dengan gemerlapnya dunia ini tapi saya ingin mengungkap apa sebenarnya dibalik rahasia kehidupan pondok pesantren itu? Saya pun juga salah satu dari mereka meskipun saya tidak utuh seperti mereka tapi saya bisa merasakan betapa asyiknya jadi anak pondokan, kerja sama; kasih sayang dan rasa kesetiakawanan selalu diutamakan, tidak ada permusuhan tidak ada perselisihan di antara teman-teman sekalian seperti apa yang terjadi akhir-akhir ini, saling memberikan motivasi dan dukungan ketika salah satu ataupun lebih di antara kita ada yang lagi nggak ''mud''.Waktunya ngaji kita saling mengingatkan dan saling bersaing memenuhi target hafalan kita masing-masing jadi asyik banget tidak ada satu orang pun yang tertinggal walaupun santrinya tinggal beberapa orang saja kita selalu mencoba untuk meramaikan suasana dengan berbagai cara, waktunya santai terkadang kita isi dengan main sepak bola dan dari situ pula kenikmatan bisa saya rasakan sungguh sangat luar biasa Masya Allah, jika di pondok lagi ada acara kita selalu bersama-sama saling membantu untuk menyukseskannya jadi tidak ada yang berpangku tangan sama sekali.Mungkin inilah sedikit uraian yang mungkin bisa kita contoh dalam kehiduapan sehari-hari dan semoga bermanfaat bagi kita semua.

Baca Selengkapnya...  
Rabu, 14 November 2007
posted by Muhammad Farid Al-azhar at 07.39




Banyak sekali opini yang mengatakan apa pentingnya menghafal Al-Qur'an jika tidak tahu maknanya atau pun cara pengamalannya tetapi jauhhh...
dibalik itu semua kedahsyatan dan kehebohan menghafalkan Al-Qur'an mengalahkan apa pun kenikmatan yang telah kita rasakan bersama di dunia
sungguh Masya Allah namun untuk memperoleh itu semua tidaklah mudah harus dibutuhkan
semangat, kerja keras dan perjuangan yang pantang menyerah disertai dengan sabar ikhlas dan istiqomah.Insya Allah semuanya akan mudah walaupun banyak sekali hambatan dan rintangan untuk menjadi seorang penghafal Al-Qur'an. Dalam menghafalkan Al-Qur'an niat kita cuma satu yaitu untuk menjaga kemurnian Al-Qur'an ikhlas Lillahi Ta'lla.Penghafal Al-Qur'an ada 3 macam yaitu yang pertama yaitu penghafal Al-Qur'an dengan suara yang merdu dan tidak ada bacaan yang keliru sama sekali kemudian dia pergi ke suatu kota untuk mendapatkan imbalan dari orang lain; yang ke 2 yaitu orang yang menghafalkan Al-Qur'an demi mendapat keprioritasan
dalam masyarakat dan yang terakhir adalah orang yang menghafalkan AlQur'an dengan
suara merdu tanpa ada bacaan yang keliru kemudian mempelajari dan memahami makna
kandungannya serta mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari itulah sebaik-baiknya orang yang hafal Al-Qur'an.Oleh sebab itu kenapa kita mesti takut untuk hafalan Al-Qur'an sebelum mencobanya dan marilah kita terus berpacu diri untuk menggapai keridhaan-Nya dan dengan nur(cahaya)Al-Qur'an pula kita akan dipertemukan dengan Allah SWT.""Amieen ya Robbal 'alamiin.""






Baca Selengkapnya...  
Jumat, 26 Oktober 2007
posted by Muhammad Farid Al-azhar at 02.26
Orang yang pandai adalah orang yang bisa memanfaatkan waktu sesingkat mungkin untuk melakukan hal-hal yang berguna, namun berbeda dengan orang yang pandai tetapi tidak mempunyai semangat.Jika ada orang yang seperti ini maka akan rugi sekali, dia akan sangat sulit untuk meraih cita-cita yang diimpikannya.Berbeda dengan orang bodoh tetapi dia masih memiliki semangat dan daya juang yang tinggi, orang yang semacam inilah yang akan maju dan akan sukses di kehidupan mendatang.
Saya pernah diberi cerita oleh guru saya tentang kisah "Ibnu Hajar" yang isinya menceritakan tentang seorang anak yang bodoh yang selalu setiap hari dihina oleh teman-temannya.Tapi dia tidak berputus asa untu berusaha menjadi anak yang pandai dan salah satu kelebihannya yaitu apabila disuruh oleh siapa pun dia bersedia melakukannya tapi hinaan itu makin lama makin menyakitkan hatinya. Pada suatu saat karena temannya sangat keterlaluan akhirnya dia menyendiri di suatu hutan dan ketika itu sedang hujan deras.Ibnu Hajar yang sedang merenung menatap sebongkah batu yang berlubang karena ditetesi oleh air terus-menerus , akhirnya dari situ dapat diambil kesimpulan bahwa " sesulit apapun masalah yang menimpa kita dengan berusaha keras pasti ada jalan keluarnya " Akhirnya dengan kegigihannya Ibnu Hajar berhasil menjadi anak yang cerdas.

Baca Selengkapnya...